Batang Hari | antarwaktu.com – Kunjungan presiden republik Indonesia bapak jokowidodo ke Jambi hari ini menjadi perbincangan seru di kalangan masyarakat jambi.
Beberapa warga dalam beberapa hari ini dalam perbincangan di warung kopi sangat menyambut baik akan kunjungan orang no 1 di negeri ini.
Tetapi ada suatu pertanyaan di benak mereka semua, mengapa pengoperasian angkutan batu bara di tunda dari jadwal yang sudah di tentukan tanggal 2 mei 2023 ini.
Salah satu warga Jambi Alamsyah mengatakan, sebenarnya ini sangat penting dan harus di lihat oleh bapak presiden bahwasanya fakta di lapangan akan kemacetan parah yang selama ini berbulan bahkan betahun tahun terjadi di provinsi Jambi akibat dari tingginya volume kendaraan truk yang mengangkut bahan tambang batu bara tersebut, ungkapnya.
Dan juga biar presiden dapat juga merasakan kemacetan luar biasa yang melebihi dari kemacetan di Jakarta, tutupnya.
Hak-hak masyarakat umum, sebagai pengguna jalan sudah terampas dan juga bahkan tidak sedikit korban kecelakaan di jalan raya akibat sopir batu bara yang ugal ugalan dan juga pasien rujuk yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dengan nada geram dan emosi, seandainya saya bisa bertemu dan berbicar dengan bapak presiden akan saya kemukakan semua keluhan masyarakat ini, pungkas alam.
Pemerintah akan selalu dan selalu menutupi kekurangan dan borok yang selama ini terjadi dan menjadi masalah besar di masyarakat akibat dari ketidak berhasilnya dalam penertiban kendaraan batu bara yang menguasai jalan nasional yang pada sebenarnya jalan nasional tidak di benarkan untuk mengangkut hasil tambang dan penguasa dan pengusaha hanya tutup sebelah mata dengan keadaan ini.
Yang lebih parahnya lagi macet hingga 24 jam dan itu pernah terjadi di kabupaten Batang hari,
kata warga masyarakat yang berada di sekitar,
“sudah menjadi pemandang indah kami setiap hari dan kami sudah terbiasa dengan suasana ini seperti macet anak terlambat ke sekolah gagal mengantar hasil pertanian ke pasar dan menghisap udara segar dari debu yang berterbangan di udara bersama lajunya kendaraan baru bara yang lewat di depan muncung hidung kami”, Fakta masyarakat yang diungkap dengan cemas.
(Ham batanghari)