Lamongan | antarwaktu.com – Suara riuh rendah dan tawa ceria mengiringi momen istimewa saat warga Desa Dibe, Kec Kalitengah, Kab Lamongan berkumpul untuk merayakan tradisi Sedekah Bumi, Kamis (21-9-2023).
Acara ini menjadi bukti nyata kekayaan budaya dan kebersamaan yang masih dijaga dengan baik di tengah arus modernisasi.
Momen Sedekah Bumi di Desa Dibe merupakan bagian penting dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Endi Ali Kepala Desa Dibe, mengatakan bahwa tradisi ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan anugerah yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, tradisi ini juga menjadi bentuk kepedulian sosial, di mana warga bersatu untuk berbagi dengan sesama.
“Sedekah Bumi adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Desa Dibe, Kami semua berpartisipasi untuk mempersiapkan mulai dari pengajian dan gelar doa Bersama di Makam Mbok Ayu Roro bojo sampai dengan tradisi udik-udik an. Ini adalah cara kami bersyukur dan berbagi dengan warga yang membutuhkan,” katanya kepada awak media.
Dalam sedekah bumi itu Desa Dibe memotong Kambing 40 dan sapi 2 ekor itu semua berasal dari masyarakat baik Desa Dibe maupun luar daerah yang punya nadar disini di makam mbok Ayu roro bojo ini.
Endi Ali kades Dibe juga mengungkapkan bahwa kambing dan sapi yang di sembeli juga di masak di halaman makam mbok Roroayu bojo.
Dulu asal usul dinamakannya desa Dibe. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat desa, bahwa dahulunya ditempat ini kedatangan seorang putri cantik dari kerajaan Kediri yang bernama Mbok Ayu Roro Bojo atau setelah meninggalnya disebut juga dengan nama Mbah Karimah. Makam Mbah Karimah terletak di tengah desa ini.
Pengawal dan pengikut Mbok Ayu Roro bojo inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya penduduk desa Dibe. Setiap tahun diadakan perayaan sedekah bumi di pesarean ini ceritanya
“Tradisi Sedekah Bumi bukan hanya soal berbagi hasil panen, tetapi juga tentang kebersamaan dan gotong-royong. Masyarakat Dusun Banjarkerep bersatu tanpa memandang perbedaan dan saling membantu dalam merayakan acara ini,” Paparnya.
Selain itu, momen ini juga menjadi ajang menjaga dan memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda, agar mereka tetap menghargai dan melestarikannya.
Warga Desa Dibe tidak hanya berbagi hasil panen, tetapi juga berbagi tawa, senyum, dan kebahagiaan.
“Tradisi Sedekah Bumi menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan rasa syukur dapat terus hidup dan berkembang dalam masyarakat. Semoga tradisi ini tetap lestari dan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk menjaga kearifan lokal dan semangat berbagi,” ungkapnya. (Trs)