Lamongan | antarwaktu.com – Musim kemarau panjang kini mulai berangsur dan inilah yang diharapkan para petani, salah satunya di Kab.Lamongan. Meski hujan mulai turun namun belum bisa memenuhi kebutuhan air untuk area pertanian.
Rupanya petani berharap akan ketersediaan air dari aliran Bengawansolo, beruntung aliran pembela pulau jawa tersebut debit airnya mulai tinggi dan cukup untuk kebutuhan air.
Meski begitu sempat menjadi kendala untuk pengairan diawal musim tanam, utamanya kawasan bengawan jero. Pasalnya dipintu air Kuro sedang ada pengerjaan proyek pengerjaan renovasi pintu dam dan penambahan pompa air. Dimana proyek tersebut juga tak kalah penting untuk mengatasi masalah banjir, di Kab.Lamongan.
Terkait hal tersebut Dinas PU Pengelolahan Sumber Daya Air (SDA) bersikap bijak, yakni peduli dengan petani dalam menangani kebutuhan air dalam musim tanam dan tebar benih untuk petambak, yang dipandang tidak kalah pentingnya juga.
Dinas PU SDA membuka beberapa pintu air diantaranya, Kuro, Bandarejo, Windu, dan Melik, Kamis (7-12-2023) diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air untuk petani diawal musim tanam.
Sebagaimana diketahui pembukaan beberapa pintu air tersebut pihak Dinas SDA telah melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah pimpinan, diantaranya para Camat, Kades, pihak BBWS Bengawan Solo, IP3 A dan pihak UPT.
Dari rapat koordinasi yang digelar di kantor Dinas SDA Lamongan, Kamis (7-12-2023) para perwakilan di beri kesempatan menyampaikan saran, usulan dan pendapatnya, dan semuanya sepakat meminta agar sungai bengawan jero segera untuk dialiri dari Bengawan solo.
Menurut Khoirul Muchsinin, Camat Glagah menyampaikan agar supaya sungai bemgawan jero segera diairi.
“Kami sepakat dengan yang lain, agar segara bengawan jero ada ketersetiaan air untuk petani, untuk awal musim tanam. Kami menyadari memang ada proyek pengerjaan pintu air dan pompa di pintu kuro itu penting, untuk mengatasi masalah banjir.
Tapi urusan perut juga penting, artinya para petani juga butuh air untuk sawahnya, karena sudah lama nganggir lahannya pasca panen, ” katanya dalam menyampaikan aspirasi warganya.
” Jadi menurut saya, lebih cepat lebih baik masalah perairan dibengawan jero segera disupali kebutuhan air dari bemgawan solo.
Biasanya akhir Desember dan awal januari petambak bisa panen ikan, tapi hingga saat ini petani belum bisa berbuat banyak. Apalagi bulan Maret bulan puasa dan April sudah Hari Raya idul fitri, belum lagi pendaftatan anak sekolah, penghasilan dan perekonomian sangat diharapkan.
Ya setidaknya ada yang diharapkan dari petani jika bisa tebar benih atau musim tanam. Ini urusan nyawa lho, kasihan petani, ” tambah Camat Glagah yang disupport peserta koordinasi yang lain.
Sementara itu Gunadi, Kepala Dinas PU SDA Lamongan mengatakan jika pembukaan beberapa pintu air untuk adalah untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dan berkoordinasi dengan stekholder.
“Jadi pertemuan tadi sengaja kami lakukan, untuk menghadapi awal musim tanam dan musim tebar benih ikan. Kita ketahui di Bengawanjero itu ada tata kelolahnya yang harus kita tata dengan baik.
Karena pada saat ini di Bemgawanjero ada pembangunan pengadaan pompa air dan rehabilitasi pintu dam Kuro yang selesainya masih pada minggu ke 3 bulan Desember ini. Karena itu juga manfaatnya sangat besar sekali di Kab.Lamongan, utamanya dikawasan Bemgawanjero.
Sehingga perlu penataan, dimana air bisa dimasukkan untuk kepentingan petani, ” kata Gunadi.
“Agar nanti pihak yang satu dengan yang lain, antara masyarakat disekita dikawasan Bengawanjero tidak ada kesalapahaman dan bisa memahami. Karena tata kelolah Bengawanjero untuk kepentingan 5 Kecamatan, sehingga masing-masing stakeholder bisa memahami, ” sambungnya.
Lebih lanjut Gunadi menyampaikan jika dari hasil koordinasi telah ada 6 kesepakatan.
“Dari hasil koordinasi tersebut ada 6 kesepakatan terkait Bengawanjero dalam memulai musim tanam. Salah satunya adalah masing- masing lahan pertanian ketinggian maksimal air 25 Cm.
Saya rasa itu sudah cukup untuk semai bibit padi dan tebar benih ikan untuk petambak. Karena dibelakangnya kita ada pekerjaan yang sangat berat, yaitu pengendalian banjir.
Makanya untuk sementara air baik di lahan pertanian dan sungai Bemgawan jero kita batasi, untuk antisipasi air kiriman dari luar kawasan Bengawanjero, ” jelasnya.
” Jadi itu perlunya kita kumpul bersama dan perlu adanya kesepakatan bersama. Alhamdulillah semua stakeholder menyepakati, dan mudah -mudahan pelaksanaan dilapangan sama dengan apa yang disepakati tadi.
Artinya kesepakatannya baik, pelaksanaanya baik, sehingga pikiranya sama untuk kawasan Bengawanjero. Kami berharap dari Bengawanjero itu nantinya bisa menopang produktifitas padi dan penghasil ikan tetap terbesar di Propinsi Jawa Timur, ” pungkas Kadis PU SDA Lamongan, pada Suksesi Nasional.
Dalam rapat koordinasi antara Dinas PU SDA Kab.Lamongan dengan Stakeholder yang lain ada 6 kesepakatan terkait aliran bengawanjero.
Diantara yakni (1), untuk air baku musim tanam diambil dari bengawan solo melalui sluis disepanjang bemgawan solo di bengawanjero, (2) pemakai air dari masing-masing sluis dipantau sedemian, sehingga tidak menimbulkan genangan air terlalu tinggi di Kali Blawi.
Kesepakatan lainya yakni, pembukaan sluis Kuro sisi selatan hanya di buka 1 pintu, dengan ketinggihan maksimal 1 meter, (4) pembagian air diwilayah barat, tengah, dan timur dilapangan melibatkan pemerintahan desa, induk IP3A, UPT PU SDA Kuro, dan TPOP Propinsi Jawa Timur, dan (5) ketinggihan pengisian air dilahan pertanian /tambak untuk awal pembibitan maksimal 25 Cm.(tr)