Probolinggo | antarwaktu.com – 2 hari melaut dan tidak pulang, Carsim warga dusun Mandaran RT 019/RW 010 desa Pondok Kelor kecamatan Paiton, kisaran pukul 21.00 WIB, tiba-tiba kapalnya bersandar dan muncul dalam keadaan segar bugar. Jum’at, 19/04/2024 malam.
Sontak kedatangannya disambut tangis haru keluarga yang sangat mengkhawatirkan keadaannya.
Keluarga Carsim menjelaskan jika saat berangkat pada hari Kamis pagi, Carsim hanya membawa perbekalan untuk 1 hari saja dan biasanya menjelang petang sudah kembali dari melaut.
“Tidak seperti biasanya pak, kapalnya yang dibawa baru dapat 3 hari beli, kami juga sangat khawatir karena perbekalannya hanya cukup untuk sehari, tapi sampai Kamis petang belum kelihatan kembali, apalagi cuaca kurang baik ombak besar”, jelas istri Carsim.
“Karena kuatir terjadi apa-apa jadi kami minta bantuan kepada pak Kades Frederick untuk mencari tahu keadaannya, Alhamdulillah pak kades sangat perhatian dan turun sendiri bersama warga mencari malam itu juga dan dilanjutkan keesokan harinya, kami bahkan sudah menggelar tahlilan untuk mendoakan (Jum’at, 19/04/red)”, jelasnya lagi.
Seperti diketahui setelah pada hari Kamis malam selama semalaman mencari tidak ketemu, pada keesokan harinya Kades Frederick bersama warga terus berikhtiar mencari keberadaan Carsim di laut, namun sampai siang hari pukul 13.00 WIB belum membuahkan hasil, sehingga Kades Frederick berinisiatif menghubungi Tim Basarnas pos Jember agar mendapat bantuan dan peralatan lebih baik yang kemudian direspon tim SAR dan tiba di lokasi pantai pada pukul 17.00 WIB bersama Dantim Rudy Prahara.
Karena Carsim telah pulang dalam kondisi baik baik saja, akhirnya tim SAR membatalkan operasi pencariannya.
Carsim yang berangkat melaut sendirian dengan kapal kecilnya, menjelaskan apa yang dilakukannya selama dua hari tersebut.
“Saya berangkat pagi sekitar jam 06.00 WIB pagi, dan memang bekal cukup sehari saja, rencana mau pulang jam 12.30, mau pulang mesin itu tiba-tiba klepnya mesin mati itu mati dan tidak bisa diperbaiki”, jelasnya.
“Saya pasrah, kapal terbawa arus laut sampai malam, sampai ke pengeboran pertamina yang di Sampang, saya sampai disana pagi-pagi, kemudian ketemu nelayan lain dan minta tolong, tapi mereka masih mau kerja dulu, baru sekitar pukul 15.00 WIB kapal saya di tarik menuju pulau Gili Mandangin, sampai disana saya disuruh mandi, saya diberi makan dan dibantu diperbaiki mesinnya dan Alhamdulillah saya tidak keluar biaya apapun atas bantuan mereka”, jelasnya.
“Sekitar pukul 17.00 WIB, kapal saya sudah bisa dipakai dan saya kembali ke rumah, saya kaget ketika banyak orang berkerumun lengkap dengan petugas”, katanya.
Kepala Desa Pondok Kelor Frederick Ade Chandra ST., bersyukur ketika warganya telah kembali dengan selamat dan berpesan kepada Charsim untuk lebih berhati-hati dan mempersiapkan dengan baik peralatan melautnya agar tidak terulang kejadian serupa. (Sri Cokro)