Drama OTT di Medan Diduga Usai Protes Proyek Mangkrak, 4 Ketua Organisasi Mahasiswa Ditangkap

Medan | antarwaktu.com – Dugaan keterlibatan beberapa ketua organisasi mahasiswa yang diduga tergabung dalam Gerakan Aliansi Cipayung Plus Medan, dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh pihak kepolisian mengemuka, Rabu (7/8). Para mahasiswa tersebut sebelumnya melakukan aksi unjuk rasa terkait kebijakan Walikota Medan, Bobby Nasution.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Teddy Jhon Sahala Marbun tidak membantah adanya operasi ini. Namun, ia belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai kasus tersebut, menunggu konferensi pers yang akan dilaksanakan pada (8/8/24).
Besok ya dirilis,” ujar Kombes Teddy pada Rabu (7/8/2024).

Kasi Humas Polrestabes Medan Iptu Nizar Nasution juga menyampaikan bahwa rincian kasus akan diumumkan besok. “Besok saja, besok dirilis. Belum tahu saya, belum konfirmasi sama Reskrim, nanti saya konfirmasi dulu ya,” kata Iptu Nizar.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba, membenarkan adanya OTT tersebut. “Yang jelas OTT ada,” katanya. Lebih lanjut, Jama menjelaskan bahwa kasus ini terkait dengan tindakan suap. “Kira-kira demikian (suap),” sebutnya.

Informasi ini diduga merupakan buntut dari aksi unjuk rasa beberapa hari lalu yang memprotes mangkraknya proyek-proyek di bawah pemerintahan Walikota Medan, Bobby Nasution.

Para Ketua Organisasi Mahasiswa yang Diduga Terlibat dalam OTT yang diduga terjadi di sebuah kafe di kawasan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Minggu (4/8/2024) malam, beberapa ketua organisasi mahasiswa dilaporkan terjaring.

Mereka diduga adalah Ketua GMNI Kota Medan, Ketua PMII Kota Medan, Ketua KAMMI Kota Medan, dan Ketua HIMMAH Kota Medan, dengan inisial masing-masing AS, DR, AS, dan IP.

Pihak kepolisian mengamankan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 40 juta dari para terduga pelaku.

Sutrisno Pangaribuan: Ada Upaya Pembungkaman Terhadap Mahasiswa.

Politisi PDIP Sutrisno Pangaribuan menilai terlalu cepat untuk menganggap bahwa kasus ini sebagai pemerasan. Menurutnya, ada kemungkinan bahwa mahasiswa tersebut dijebak oleh pihak tertentu untuk tujuan pembungkaman dan pembunuhan karakter.

Sebagai senior (alumni) aktivis mahasiswa, pernah menjadi Ketua BPC GMKI Medan (2003-2005), saya percaya bahwa aktivis mahasiswa tidak memiliki kecakapan, keahlian, dan keberanian memeras pejabat,” ujar Sutrisno Pangaribuan, Rabu (7/8/2024).

Ia menyatakan bahwa tuduhan pemerasan ini kemungkinan merupakan upaya yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) untuk merusak bagi kredibilitas dan melemahkan gerakan mahasiswa Terkait Aksi Unjuk Rasa, ungkapnya.

(BBB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *