Jakarta | antarwaktu.com –
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat perantauan, keluarga besar marga Rambe tetap menunjukkan kekompakan dan kebersamaan. Hal ini terlihat dalam acara Pesta Syukur Parsadaan Pomparan Tuan Sumerham Rambe (PTSR) Se-Jabodetabek, yang dihadiri lebih dari 2.500 anggota keluarga, Minggu 31 Agustus 2025 di gedung pertemuan Sopo Marpingkir, cakung, jakarta Timur
Acara tersebut menjadi momentum mempererat silaturahmi lintas generasi, mulai dari keturunan Oppung Tuan Sumerham Rambe hingga para cucu (pahopu) yang hadir dengan penuh semangat.
Oppung Tuan Sumerham Rambe diketahui memiliki tiga putra:
- Rambe Purba
- Rambe Rajanalu
- Rambe Anakraja

Dari keturunan inilah lahir berbagai generasi yang tersebar, salah satunya Oppung Baginda Raja Sojuangon Rambe di Tapanuli Selatan, yang kini dimakamkan di Aek Pisang, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapsel.
Tokoh muda Rambe, Muntara Rambe, S.H., M.H., yang merupakan keturunan Oppung Rambe Rajanalu dari Huta Pinarik, Humbang Hasundutan, menegaskan bahwa meski berada di perantauan, marga Rambe tetap menjaga identitas dan persaudaraan.
“Kami, pomparan Baginda Raja Sojuangon Rambe tetap eksis dan bangga memakai marga Rambe sepanjang masa, di tanah perantau, kami membentuk perkumpulan “Rambe Boru Bere” (RAMBORE) sebagai wadah persatuan” ujar nya
Dalam kesempatan itu, Muntara Rambe juga mengingatkan pentingnya merawat nilai luhur yang diwariskan leluhur. Ia mengutip semboyan almarhum Raja Inal Siregar, mantan Gubernur Sumatera Utara, “Marsipature Huta Nabe” (Martabe), yang berarti membangun kampung halaman. Semboyan itu ia hidupkan kembali dengan semangat “Marsipature Marga Nabe”—membangun marga agar bermanfaat tidak hanya bagi keluarga besar Rambe, tetapi juga masyarakat luas.
Harapan keluarga besar Rambe ke depan adalah agar semangat kebersamaan dan nilai sosial tetap dijunjung tinggi, sebagaimana pepatah Batak yang sarat makna:
“Itte disiriaon” (saling menyayangi),
“Tangi disiluluton” (saling menguatkan).
Pesta syukur ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum memperkuat jati diri, melestarikan budaya, serta meneguhkan komitmen untuk menjaga persaudaraan lintas generasi.
( Dina )