Tangsel | antarwaktu.com – Insiden sejumlah wartawan yang diusir oleh petugas keamanan SMPN 19 Tangsel yang hendak meliput perkembangan kasus bullying, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
Kepala Dindikbud Tangsel, Deden Deni, mengakui pihak sekolah sedang berada dalam tekanan setelah kasus perundungan itu menyita perhatian publik.
“Iya, kami mohon maaf. Mohon dimaklumi, situasi sekolah memang sedang tertekan,” ujar Deden saat ditemui di SMPN 19, Selasa (18/11/2025).
Deden menjelaskan, insiden pengusiran wartawan diduga terjadi akibat mis komunikasi antara petugas sekolah dan awak media.
“Insiden itu mohon dimaklumi. Mungkin ada mis komunikasi di lokasi antara teman-teman wartawan dan pihak sekolah. Kami minta maaf, termasuk dari pihak sekolah,” katanya.
Dindikbud memastikan ke depan akses informasi bagi wartawan akan lebih terbuka. Ia menegaskan bahwa jurnalis bisa langsung menghubungi pihak sekolah apabila membutuhkan klarifikasi atau wawancara.
“Mudah-mudahan ke depan, informasi yang teman-teman butuhkan bisa lebih mudah diakses melalui pihak sekolah,” ujar Deden.
Ia juga meminta wartawan memahami kondisi sekolah yang kini tengah terguncang usai kasus bullying yang mengakibatkan seorang siswa meninggal dunia. Deden mempersilakan media datang langsung ke sekolah untuk wawancara, namun tetap memperhatikan waktu belajar.
“Silakan kalau ada yang mau ditanya ke sekolah, mungkin saat jam istirahat saja, jangan saat jam belajar,” tutupnya.
(Yuyun)