Jakarta | antarwaktu.com – Saat kita memasuki tahun 2026, kita dihadapkan pada realitas yang tidak dapat diabaikan: dampak musibah bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah menjadi pengingat keras bahwa keseimbangan alam adalah kunci untuk masa depan kita.
Deforestasi, pertambangan, dan penebangan pohon yang tidak bertanggung jawab telah merusak lingkungan, mengancam keberlanjutan alam, dan mempengaruhi kehidupan rakyat Indonesia.
Dalam keterangan realisannya Dr Drs. Ronny F. Sompie, SH.,MH mengatakan, Kita harus mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan tidak dapat dicapai dengan mengorbankan lingkungan.
“Kita harus memilih jalan yang berbeda, jalan yang menghargai keseimbangan alam dan keberlanjutan lingkungan. Kita harus menjadi lebih sadar akan dampak tindakan kita terhadap lingkungan dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerusakan. “Ujar Drs. Sompie.

Ia pun menegaskan, Dalam refleksi ini, kita harus bertanya kepada diri sendiri:
- Apa yang telah kita lakukan untuk melindungi lingkungan?
- Bagaimana kita dapat mengurangi dampak musibah bencana alam?
- Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan alam?.
“Kita harus bekerja sama, pemerintah, masyarakat, dan industri, untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Kita harus mengembangkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan alam, dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi lingkungan. “Ucapnya.
Mari kita memasuki tahun 2026 dengan tekad yang baru, untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih seimbang, dan lebih berkelanjutan bagi rakyat Indonesia dan generasi yang akan datang.
(Red/Yun)