Harapan Baru Pendidikan Madrasah di Provinsi Banten: Transformasi di Bawah Kepemimpinan Dr H Amrullah MSi



Oleh: Yana Karyana
(Pemerhati Sosial dan Pendidikan Tinggal di Kota Tangerang)

Pendidikan madrasah di Provinsi Banten menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan perhatian serius, terutama dalam hal akses pendidikan gratis dan peningkatan kualitas. Di tengah semangat memperkuat pendidikan karakter dan keagamaan, madrasah masih dihadapkan pada kendala struktural dan manajerial yang menghambat perkembangannya.

Dengan kepemimpinan baru Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Banten, Dr H Amrullah MSi harapan besar muncul untuk membawa perubahan signifikan bagi pendidikan madrasah di Provinsi Banten.

Tantangan Pendidikan Madrasah di Banten

1. Pendidikan Gratis yang Belum Menjangkau Madrasah

Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses pendidikan gratis bagi madrasah, khususnya Madrasah Aliyah (MA). Program pendidikan gratis yang digulirkan Pemerintah Provinsi Banten, di bawah kepemimpinan Gubernur Andra Soni, saat ini lebih banyak menjangkau SMA, SMK dan sekolah kejuruan swasta.

Namun, Madrasah Aliyah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama belum sepenuhnya terintegrasi dalam program ini. Meskipun ada wacana untuk memperluas program pendidikan gratis hingga ke Madrasah Aliyah, seperti yang dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Andra Soni dan Dr H Amrullah pada 8 Juli 2025, implementasinya masih memerlukan evaluasi dan perencanaan matang.

Tantangan ini mencakup koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan Kemenag, serta kebutuhan untuk menghitung jumlah madrasah yang dapat diakomodasi dalam program ini.

2. Kualitas Pendidikan Madrasah yang Perlu Ditingkatkan

Kualitas pendidikan madrasah di Banten masih menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan manajemen pendidikan. Banyak madrasah, terutama yang bersifat swasta, masih tertinggal dibandingkan sekolah umum dalam hal kualitas lulusan dan daya saing. Hal ini diperparah oleh persepsi masyarakat bahwa lulusan sekolah umum lebih unggul dalam menghadapi persaingan global, sehingga minat terhadap madrasah cenderung menurun.

Selain itu, banyak fasilitas pendidikan di beberapa madrasah masih belum memadai, seperti masalah infrastruktur yang mendesak untuk diperbaiki. Digitalisasi pendidikan, yang menjadi fokus Kemenag pada 2024, juga belum sepenuhnya merata, terutama di madrasah-madrasah di daerah terpencil.

Transformasi digital, seperti penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi dan pengelolaan manajemen madrasah yang lebih modern, masih menjadi tantangan besar.

3. Tata Kelola dan Kompetensi SDM

Tata kelola madrasah yang baik merupakan kunci untuk menghasilkan lulusan berkualitas, namun banyak madrasah di Banten masih menghadapi masalah manajerial. Kurangnya kompetensi SDM, baik guru maupun tenaga kependidikan, menjadi salah satu hambatan utama.

Pelatihan dan pengembangan kompetensi guru masih perlu diperluas, termasuk dalam pemanfaatan teknologi digital dan pendekatan pembelajaran inklusif. Selain itu, akreditasi madrasah perlu terus ditingkatkan sebagai tolok ukur kualitas.

Harapan di Bawah Kepemimpinan Dr H Amrullah MSi

Dr H Amrullah, yang baru dilantik sebagai Kakanwil Kemenag Provinsi Banten pada 30 Juni 2025, diharapkan dapat membawa angin segar bagi pendidikan madrasah di Banten. Dengan gaya kepemimpinan yang bersahaja dan sederhana, namun tegas dalam bersikap, beliau telah menunjukkan komitmen untuk memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi Banten.

Silaturahmi dengan Gubernur Andra Soni pada 8 Juli 2025 menjadi langkah awal untuk membangun kolaborasi yang erat, khususnya dalam mewujudkan pendidikan gratis hingga tingkat Madrasah Aliyah. Dengan kepemimpinan Dr H Amrullah MSi diharapkan dapat melanjutkan dan memperkuat program-program unggulan pendahulunya, seperti transformasi digital madrasah dan peningkatan kualitas SDM.

Salah satu contoh keberhasilan yang dapat dijadikan inspirasi adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia di Tangerang Selatan, yang menjadi sekolah unggulan nasional. Sebagaimana Gubernur Banten Andra Soni berharap model madrasah seperti ini dapat diduplikasi di wilayah lain di Banten.

Selain itu, Dr H Amrullah MSi perlu fokus pada pemerataan fasilitas pendidikan, sebagaimana disoroti oleh Bappenas dalam konteks nasional, agar madrasah di daerah terpencil tidak tertinggal. Program seperti SMART Madrasah, yang mencakup infrastruktur cerdas, kurikulum yang relevan dan lulusan yang kompetitif, dapat menjadi panduan strategis.

Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis nilai, Dr H Amrullah MSi dapat memastikan bahwa madrasah tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mempertahankan karakter keislaman yang menjadi ciri khasnya.

Penutup

Pendidikan madrasah di Banten berada pada titik krusial untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan daya saing. Tantangan seperti keterbatasan akses pendidikan gratis, kualitas pendidikan yang belum merata, dan tata kelola yang perlu diperbaiki menjadi agenda utama yang harus diatasi. Dengan kepemimpinan Dr H Amrullah MSi yang bersahaja dan sederhana, namun tegas dalam memimpin, serta komitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak, ada harapan besar bahwa madrasah di Banten dapat bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang unggul, bermartabat dan mampu menghasilkan generasi berakhlak mulia yang siap bersaing di era global.

Kolaborasi antara Kemenag dan Pemerintah Provinsi, didukung oleh inovasi dan dedikasi, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi pendidikan madrasah yang lebih baik di Banten.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *