Ribuan Pesilat dari 10 Negara Muslim Unjuk Ketangkasan di Ajang Meriahkan IMPSC 2025

Kab. Tangerang | antarwaktu.com – Olahraga pencak silat adalah seni bela diri tradisional asli Indonesia yang merupakan gabungan antara seni, pendidikan mental, dan persaudaraan.

Bahkan, pencak silat telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada tahun 2019 dan menjadi kebanggaan Indonesia yang juga populer di negara-negara Asia Tenggara dan di seluruh dunia.

Dalam rangkaian meriahkan ajang International Moslem Pencak Silat Championship (IMPSC), kurang lebih nya sejumlah 3.500 pesilat dari diberbagai pondok pesantren termasuk Ponpes Quantum IDEA Kota Bekasi mengutus Mohammad Zaky Riza Hehaitu, didampingi pelatih nya, sebagai peserta, serta dari 10 negara Muslim Asia turut unjuk kebolehannya, berlangsung mulai 16-19 September 2025, di Indomilk Indoor Stadium, Kabupaten Tangerang, Banten.

Rangkaian dari ajang pancak silat ini dilakukan sebagai memperingati HUT ke-100 Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), yang pesertanya melibatkan lembaga pendidikan Islam dari beberapa negara di Asia.

“Untuk diketahui, disini kita ada 10 negara yang ikut serta seperti dari Palestina, Irak, Singapura, Mesir, Pakistan, Dubai/UEA, Sudan, Malaysia, Yordania, Yaman. Indonesia jadi tuan rumah dalam penyelenggaraan pancak silat IMPSC ini,” ujar Ketua Pelaksana IMPSC, KH. Ahmad Jamil.

Disebutkannya, bahwa ajang IMPSC tentunya didukung oleh Kemeterian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, Kementerian Agama, IKatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat).

Selain itu, kegiatan ini juga didukung beragam perguruan pencak silat di Indonesia seperti Tapak Suci, Merpati Putih, Silat TNI dan lainnya,” ucap KH Ahmad Jamil.

Ditambahkannya, bahwa alasan pihaknya memilih pencak silat sebagai cabang olahraga pada pertandingan IMPSC lantaran sebagai seni bela diri asli Indonesia. Selain itu, bisa dibilang cabang tersebut ada di semua lembaga pendidikan Muslim (pesantren).

“Pencak silat tidak bisa dipisahkan dari pesantren. Ini satu kesatuan. Maka itu pencak silat kita pilih sebagai syiar 100 tahun Gontor,” pungkas K H Ahmad Jamil.

Ditempat yang sama Beny Gautama, selaku Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), dirinya mengapresiasi dengan digelarnya ajang IMPSC yang melibatkan 10 negara Islam di Asia tersebut.

Karena, ajang IMPSC yang diinisiasi Pondok Modern Darussalam Gontor ini sangat berdampak positif terhadap peningkatan kualitas atlet pancak silat di Indonesia.

“Artinya, kami sangat mensuport 100 persen dengan kegiatan IMPSC ini. Sebab, langkah ini merupakan dorongan positif untuk pancak silat agar lebih jaya lagi terutama di pesantren-pesantren di Indonesia,” imbuhnya.

Ia juga mendorong, agar ajang IMPSC tersebut bisa diselenggarakan setiap tahunnya sebagai agenda rutin dalam upaya pembibitan untuk atlet-atlet muda di tanah air.

“Jadi, dengan event ini juga adalah salah satu upaya untuk mencari bibit-bibit atlet pancak silat sebagai pengganti seniornya,” tandas Beny.

Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyatakan, bahwa langkah yang dilakukan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dalam meningkatkan pancak silat merupakan bagian dari sejarah, di mana, pondok pesantren terlibat langsung untuk mempromosikan budaya khas Indonesia melalui cabang olah raga pancak silat.

“Pancak silat ini, merupakan bagian dari budaya Indonesia yang disumbangkan pada dunia. Dan pesantren merupakan bagian dari budaya yang memperkuat itu,” paparnya.

Hidayat Nur Wahid juga berharap, ajang IMPSC untuk terus bisa berkiprah dalam mengenalkan budaya dan meningkatkan para atlet pancak silat Indonesia yang bisa bersaing di kancah dunia.

“Jadi, selanjutnya dari beragam tradisi semoga bisa berlanjut untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang bagi ajang pancak silat tingkat Internasional,” imbuhnya.

MAUL/RED

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *