Tegal | antarwaktu.com – Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), sebuah kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk membentuk dan melatih jiwa kepemimpinan pada siswa, untuk pengurus OSIS dan organisasi ekstrakurikuler lainnya di gelar di SMPN 2 Adiwerna Kabupaten Tegal, Jum’at 14 November 2025.
Pelatihan ini diikuti oleh seluruh anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), meliputi kelas 7, 8 dan kelas 9, dimana LDKS adalah program pelatihan yang dirancang untuk memberikan peserta dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif.
Selain itu, program LDKS ini tujuan utamanya adalah, Mengembangkan kemampuan peserta dalam memimpin diri sendiri dan orang lain, mengambil keputusan, berkomunikasi dengan efektif, serta bekerja dalam tim.
Kepala Sekolah SMPN 2 Adiwerna Muhajirin, S. Pd., M. Pd., menyampaikan tujuan diadakan LDKS adalah, agar siswa memiliki jiwa kepemimpinan. Melatih menjadi pribadi yang kuat, tangguh, serta meningkatkan kemampuan manajerial, menanamkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama tim.

Mempersiapkan siswa agar mampu menjalankan amanah sebagai pengurus OSIS dan menjadi teladan bagi teman-teman mereka, dengan mengikuti LDKS, peserta diharapkan dapat menjadi pemimpin yang lebih baik, mampu memberikan kontribusi positif bagi organisasi dan masyarakat. Ujarnya.
Sementara, Sugiarto, CPLA selaku pembicara memberikan materi tentang komunikasi publik. Komunikasi strategis untuk menyampaikan ide, atau gagasan, kepada masyarakat, atau khalayak khusus.
Dirinya memaparkan materi, Pertama yaitu Komunikasi demonstratif, yang artinya adalah jenis komunikasi yang bertujuan untuk mengajarkan siswa cara melakukan sesuatu melalui penjelasan langkah dan demonstrasi langsung. Seperti seorang koki yang mendemonstrasikan cara memasak. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa.
Kedua, Memberikan contoh tentang Komunikasi Informatif. Seperti menulis majalah, membuat laporan, membuat buku Teks dan lain-lain.
Ketiga, Pengertian komunikasi persuasif untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang siswa agar sependapat, dan bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembicara tanpa adanya paksaan. Proses ini dilakukan untuk membujuk, dengan memperhatikan tiga komponen penting seperti logika, emosi, dan kredibilitas, ungkapnya.*