Probolinggo | antarwaktu.com – MWCNU Gending dan LP Ma’arif yang didukung oleh DPPKB, LPA Kabupaten Probolinggo serta LPA Jawa Timur mengadakan kegiatan sosialisasi, “Mitigasi Risiko Kekerasan Berbasis Gender dan Pencegahan Eksploitasi dan Pengaruh Perkembangan Teknologi dan Komunikasi terhadap perilaku anak bagi Guru MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan Pondok Pesantren yang ada dilingkungan Kecamatan Gending Probolinggo”.
Kegiatan ini berlangsung Kamis pagi, 04/01/2024 di Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Jatiadi Kecamatan Gending dengan Pengasuh HABIB ALI ZAINAL ABIDIN.

Acara ini turut mengundang
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo yang diwakili oleh KORWIL Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gending, Kepala Kemenag yang diwakili oleh Dr., Didik Hariadi S.Ag .M.Pd, Ketua PCNU Kota Kraksaan diwakili oleh Wakil Ketua KH.Abd.Hamid dan Ketua LP MA’ARIF PCNU Kota Kraksaan serta Ketua MWCNU Kecamatan Gending Misnaji S.Sos. Hadir sebagai narasumber yaitu Ahmad Hafizi. S.Psi., M.Psi (DPPKB Kabupaten Probolinggo), R. Sugeng Raharjo (LPA Kabupaten Probolinggo) dan Drs. Anwar Sholihin (LPA Jawa Timur).
Peserta acara yang kebanyakan dihadiri oleh kepala sekolah dari 76 instansi sekolah mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Tsanawiyah, SMP Negeri/Swasta, Madrasah Aliyah, SMK/SMA Negeri maupun Swasta, SLB Negeri maupun Swasta serta Pondok Pesantren di kecamatan Gending berlangsung penuh keakraban dan kebersamaan karena diadakan secara lesehan di bawah.
Misnaji S.Sos menuturkan bahwa hal tersebut untuk meningkatkan rasa kebersamaan, karena dengan demikian tidak ada jarak antara para peserta dan harapannya rasa keakraban akan tumbuh diantara sesama peserta.
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dilanjutkan Yalal Waton serta Mars Maarif, menjadi pembuka sebelum sambutan Ketua LP Ma’arif NU Gending (Panitia) Moh. Suadi, S.Pd yang menyampaikan bahwa Kekerasan berbasis gender dan perkawinan anak merupakan ancaman terbesar bagi kesejahteraan perempuan dan anak perempuan di Indonesia.
Sambutan Ketua MWCNU Gending Misnaji, S.Sos menguraikan harapannya dengan pelaksanaan kegiatan ini untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk juga kekerasan seksual.
“Kegiatan ini mengantisipasi, dimana pada jaman sekarang, sasaran utama untuk penjualan miras, okerbaya & narkoba yang demikian marak adalah anak-anak sekolah, sehingga dapat berpengaruh kepada anak anak didik/siswa sekolah itu sendiri”, sambutnya.
“Harapannya adalah bagaimana tenaga pendidik, utamanya yang mengikuti kegiatan hari ini, mampu untuk mencegah atau memiliki langkah-langkah antisipasi terhadap maraknya peredaran barang terlarang tersebut”, jelasnya lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh
Dr., Didik Hariadi S.Ag .M.Pd mewakili sambutan dan harapan dari Kemenag Kabupaten Probolinggo.
“Tingginya peredaran miras, okerbaya dan narkoba, tentunya harus diikuti dengan langkah-langkah antisipasi untuk melindungi anak didik kita dari bahaya penggunaan barang haram tersebut, pemberian kegiatan ekstrakurikuler yang positif harapannya juga dapat meminimalisir anak-anak sekolah agar tidak terjerumus kedalam kegiatan negatif”, jelasnya.
Kemenag melalui Dr., Didik Hariadi S.Ag .M.Pd juga menyinggung tingginya kasus kekerasan berbasis gender dan perkawinan anak usia dini.
Doa yang dibawakan oleh Habib Ali Zainal Abidin menjadi jeda sebelum Narasumber memberikan paparan data-data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KOMNAS PEREMPUAN) yang dirilis pada tangal 8 Maret 2022, tercatat ada 338.496 laporan kasus kekerasan berbasis gender (KBG) terhadap perempuan yang terverifikasi sepanjang tahun 2021. Angka ini meningkat sekitar 50 % dari laporan tahun 2021 yang berjumlah 226.062 kasus.
(sricokro)