Garut | antarwaktu.com – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut, Margiyanto, menyatakan apresiasi dan bangga atas keikutsertaan Latif Rochyana sebagai Pimpinan Umum RASI FM Cisewu dalam kegiatan pelatihan bagi pengelola radio komunitas yang diselenggarakan AMARC di Kathmandu, Nepal. Menurutnya, keikutsertaan dalam pelatihan dimaksud menjadi bentuk pengakuan global terhadap pengelola radio komunitas di Kabupaten Garut.
“Saya berharap pengetahuan yang diperoleh Saudara Latief Rochyana dapat ditularkan kepada pengelola radio komunitas lainnya di Kabupaten Garut, sekaligus dapat dijadikan spirit untuk meningkatkan kapasitas radio komunitas,” kata Margiyanto.
Diskominfo Kabupaten Garut, sebut Margiyanto, terus mengupayakan dukungan Pemkab Garut dalam aktivitas yang dilaksanakan oleh pegiat radio komunitas, agar dapat mengembangkan perannya dalam desiminasi informasi pada konteks pembangunan daerah.
Pelatihan ini merupakan langkah lanjutan dari kerja sama tahunan antara AMARC dan JRKI, dengan tujuan memperkuat jaringan pemimpin radio komunitas di berbagai negara Asia-Pasifik.
Menurut Latief, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, tetapi juga untuk mengatasi masalah kemiskinan yang meluas di masyarakat.
“Kami percaya bahwa dengan membangun kerja sama global di antara pemimpin radio komunitas, kami dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan,” kata Latief.
Selain itu, pelatihan ini juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam pembangunan masyarakat. Latief menjelaskan bahwa keterlibatan perempuan dalam radio komunitas dapat memberikan kontribusi positif dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
“Kami sangat sadar akan pentingnya memperkuat peran perempuan dalam pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, salah satu fokus utama pelatihan ini adalah untuk mempromosikan partisipasi aktif perempuan dalam pengelolaan radio komunitas,” ujar Latief.
Selain itu, pelatihan juga membahas tentang bagaimana radio komunitas dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas siaran mereka. Dengan demikian, mereka dapat lebih efektif dalam menyebarkan informasi yang akurat dan relevan kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan dari arus informasi yang tidak terverifikasi di media sosial alias hoaks.
“Dalam era di mana arus informasi sangat cepat dan terkadang tidak terverifikasi, penting bagi radio komunitas untuk tetap menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya oleh masyarakat,” tambah Latief.
Latief mengatakan acara ini digelar dalam rangka membangun kerja sama antar pemimpin radio komunitas di dunia, untuk meminimalisir kemiskinan yang terjadi di masyarakat pasca Pandemi Covid-19.
“Sekarang kita selaku manager atau pimpinan yang diundang, yang tujuannya adalah agar kita mampu membangun kerjasama antar pimpinan radio komunitas di dunia agar berdampak terhadap bagaimana kita bisa menurunkan risiko kemiskinan,” ujar Latief ketika dihubungi melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (16/05/2024).
Pelatihan ini dijadwalkan berlangsung sejak 12 hingga 18 Mei 2024 dan dihadiri oleh peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Bangladesh, India, Timor Leste, serta tuan rumah Nepal. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa hasil dari pelatihan ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan radio komunitas dan pembangunan masyarakat di seluruh Asia-Pasifik.
Delegasi Indonesia sendiri diwakili oleh 6 provinsi yakni Sumatera Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Poso, dan Jawa Barat, untuk Jawa Barat sendiri diwakili oleh Radio Komunitas Swara Waditra Tasikmalaya dan RASI FM Garut.(Asbuy)