Selamatan Desa Krejengan Sekaligus Menyongsong 1 Muharram 1446 H

Probolinggo | antarwaktu.com – Arak-arakan hasil bumi dan kerajinan dari setiap dusun dan RT/RW desa Krejengan memeriahkan selamatan desa sekaligus menyambut tahun baru Islam 1446 H. Arak-arakan berjalan menuju Pendopo desa Krejengan untuk menggelar selamatan desa. Minggu, 7/07/2024.

Turut hadir Heri Sulistyanto Pj Sekda Kabupaten Probolinggo , Fathur Rozi Kadis PMD, Forkopimka, Tokoh agama dan masyarakat.

“Kegiatan selamatan desa Krejengan Insyaallah rutin per-1 Muharram dan ini murni 100 persen partisipasi dari masyarakat”, ucap Nurul Huda Kades Krejengan.

Nurul Huda meminta masyarakat untuk aktif dalam mendukung pemerintahan, termasuk memasuki tahapan pilkada berharap serta menghimbau kepada seluruh masyarakat Krejengan untuk berpartisipasi menggunakan hak pilihnya.

Kades juga bersyukur atas tambahan masa jabatan yang baru dikukuhkan dan meminta doa kepada semuanya agar dapat menjalankan amanah sebagai kepala desa dengan baik.

“Mudah-mudahan desa ke depan lebih maju dan sinergi membangun Krejengan yang mandiri”, imbuhnya.

Penyerahan benda pusaka diserahkan oleh tokoh masyarakat dilanjutkan pembacaan babad desa oleh salah satu tokoh masyarakat Krejengan yang menceritakan kisah yang dimulai Tahun 1500-an ketika Demang Aris dan Kyai Aji menemukan pohon rejing, saking besarnya pohon akhirnya dijadikan acuan tanda/tempat, berjalan waktu tempat tersebut dinamakan Krejengan.

Sampai di tahun1801 masehi dibentuk pemerintahan desa oleh pemerintah kolonial Belanda yang berlanjut hingga sekarang Pemerintah Republik Indonesia bersama kepemimpinan Nurul Huda.

Heri Sulistyanto, mewakili Pemda kabupaten Probolinggo mengapresiasi kegiatan tersebut dan menyampaikan merupakan bentuk dukungan kepada pembangunan desa Krejengan dan melestarikan budaya sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Posisi desa Krejengan IDMnya adalah desa mandiri, agar mempertahankan posisinya, kegiatan ini sangat baik apalagi bertepatan dengan tahun baru Islam sehingga memperbesar maknanya”, pungkasnya.

Keadaan berubah chaos dan meriah ketika doa penutup selesai dipanjatkan dan masyarakat berebut hasil bumi yang di arak. (SCDW).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *