Lamongan | antarwaktu.com – Kesenian Jaran Jenggo adalah kesenian tradisional Masyarakat Desa Solokuro yang telah lama hidup dan berkembang ditengah masyarakat.
Kesenian ini merupakan kesenian Arak-arakan yang di padukan dengan atraksi-atraksi yang dilakukan oleh kuda dan pawang seperti saat tampil di dusun Sekaran desa Sekarbagus Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan pada Acara Sunatan .Jumat (30-8-2024)
Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo yang berasal dari desa Solokuro Kecamatan Solokuro menunjukan bahwa eksistensi kesenian Jaran Jenggo hingga saat ini menjadi bukti nyata bahwa kesenian ini mampu bertahan ditengah derasnya arus hiburan modern yang lebih praktis dan banyak di gemari oleh masyarakat Milineal.
Hal ini tidak lepas dari peran keluarga selalu pemilik dan pengembang kesenian jaran Jenggo serta apresiasi Masyarakat terhadap kesenian ini bisa dilihat dalam beberapa acara penting baik diselenggarakan oleh perorangan maupun instansi yang masih tetap memberi kepercayaan terhadap kesenian ini untuk mengisi acara tersebut.
Gunadi operator Combi warga sekarbagus saat ditanya media mengatakan bahwa tujuan menghadirkan Jaran Jenggo rasa bersyukur dan nadar terhadap anaknya yang habis dikhitan
Tadi acara jaran Jenggo dilakukan arak-arakan mengelilingi desa sampul dengan tarianya dan dilakukan sungkeman oleh jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo kepada yang punya hajat “Katanya.
Pokokonya kami sangat puas mas bisa mengibur masyarakat sekitar dan ini merupakan nadhar terhadap anak saya yang habis dikhitan “,tegas Gunadi
Sementara Pawang Jaran Jenggoe juga menyampaikan bentuk apresiasi kesenian ini bisa dilihat dalam beberapa acara penting baik diselenggarakan perorangan maupun instansi yang masih tetap memberi kepercayaan terhadap kesenian ini
Dalam pertunjukan kesenian jaran Jenggo terdiri dari serangkaian acara yaitu acara pembuka untuk menyampaikan hajat atau tujuan pihak yang mengadakan acara ,acara sungkem ,arak-arakan mengelilingi desa dan atraksi -atraksi
Kesenian jaran Jenggo memiliki beberapa fungsi sosio-kultur yaitu sebagai media hiburan unjuk diri serta mempertahankan tradisi lokal sebagai wujud kesalehan sosial dan sebagai media edukasi “pungkasnya ( tr)