Lamongan | antarwaktu.com – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menghadiri secara langsung Tradisi Budaya Sedekah Bumi di Desa Dibe Kecamatan Kalitengah Rabu (4-9-2023).
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi ditengah-tengah warga desa Dibe kecamatan Kalitengah, mengucapkan rasa syukurnya masih diberikan kesempatan untuk bersilaturahmi sekaligus menghadiri tradisi budaya sedekah bumi yang hingga saat ini masih dilestarikan warga desa.
“Alhamdulillah Saya bersama-sama dengan jajaran pemerintah mengucapkan rasa syukur pada kesempatan ini masih bisa bersilaturahmi sekaligus menghadiri tasyakuran sedekah bumi, ini sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan nikmat yang Allah SWT berikan sehingga sebagai bentuk rasa syukur itu warga desa menggelar sedekah bumi,” ucapnya.
Pak yes sapaan akrab Bupati Lamongan Pada kesempatan tersebut, menekankan kepada siapa saja untuk mensyukuri nikmat, karena dengan rasa syukur akan datang terus nikmat dan keberkahannya.
“Kita diberikan kekayaan alam luar biasa seperti ini, dengan rasa syukur akan didatangkan nikmat yang bertambah banyak dan berkah,” imbuhnya.
Masih menurut Pak Yes, selain sebagai ucapan rasa syukur, tradisi sedekah bumi juga digelar sebagai bentuk kebersamaan kepada sesama dengan memberikan sedekah berupa makanan. Ini dibuktikan dengan banyaknya hewan kambing yang disembelih mencapai puluhan ekor hasil swadaya masyarakat.
Sementara Kepala desa Dibe Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan Endi Ali mengucapkan banyak terimah kasih atas kehadiranya bapak bupati Lamongan yang secara langsung melihat tradisi sedekah Bumi di makam Mbok Roro ayu bojo .
Endi Ali mengatakan bahwa tradisi ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan anugerah yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, tradisi ini juga menjadi bentuk kepedulian sosial, di mana warga bersatu untuk berbagi dengan sesama.
“Sedekah Bumi adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Desa Dibe, Kami semua berpartisipasi untuk mempersiapkan mulai dari pengajian dan gelar doa Bersama di Makam Mbok Ayu Roro bojo sampai dengan tradisi udik-udik an. Ini adalah cara kami bersyukur dan berbagi dengan warga yang membutuhkan,” katanya kepada awak media.
Dalam sedekah bumi itu Desa Dibe memotong Kambing 30 dan sapi 2 ekor itu semua berasal dari masyarakat baik Desa Dibe maupun luar daerah yang punya nadar disini di makam mbok Ayu roro bojo ini.
Endi Ali kades Dibe juga mengungkapkan bahwa kambing dan sapi yang di sembeli juga di masak di halaman makam mbok Roro ayu bojo.
Dulu asal usul dinamakannya desa Dibe. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat desa, bahwa dahulunya ditempat ini kedatangan seorang putri cantik dari kerajaan Kediri yang bernama Mbok Ayu Roro Bojo atau setelah meninggalnya disebut juga dengan nama Mbah Karimah. Makam Mbah Karimah terletak di tengah desa ini.
Pengawal dan pengikut Mbok Ayu Roro bojo inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya penduduk desa Dibe. Setiap tahun diadakan perayaan sedekah bumi di pesarean ini ceritanya
“Tradisi Sedekah Bumi bukan hanya soal berbagi hasil panen, tetapi juga tentang kebersamaan dan gotong-royong. Masyarakat Desa Dibe bersatu tanpa memandang perbedaan dan saling membantu dalam merayakan acara ini,” Paparnya.
Selain itu, momen ini juga menjadi ajang menjaga dan memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda, agar mereka tetap menghargai dan melestarikannya.
Warga Desa Dibe tidak hanya berbagi hasil panen, tetapi juga berbagi tawa, senyum, dan kebahagiaan.
“Tradisi Sedekah Bumi menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan rasa syukur dapat terus hidup dan berkembang dalam masyarakat. Semoga tradisi ini tetap lestari dan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk menjaga kearifan lokal dan semangat berbagi,” ungkapnya. (Tr)