Tegal | antarwaktu.com – Sabtu 21/Desember/24. Pertemuan keluarga kelas 1 SD N 01 Pagiyanten yang diadakan di rumah Ibu Taniroh RT 05 / RW 01 jam 15, 30 sampai selesai.
Kepala Sekolah SD N 01 Pagiyanten Ibu SAPUAH, S.Pd. SD menyampaikan untuk Ayah Bunda, bagi anak, orang tua adalah tempat untuk berbagi dan bercerita pengalaman hidupnya.
Untuk menjalankan peran tersebut, mari kita mulai membangun komunikasi positif dengan anak. Anak yang terbuka dengan orang tua tentunya akan menjadi anak dengan kepribadian yang positif.
Hj. Musyahiroh, S.Pd.I sebagai pembicara menyampaikan Membangun komunikasi positif dengan anak akan membuat anak merasa lebih bahagia, konsep diri anak sebagai pribadi yang positif pun akan terbangun dan anak akan terbantu dalam membangun hubungan sosialnya.
Komunikasi yang positif dengan anak tidak hanya melibatkan anak dalam pembicaraan saja, orang tua harus mendengarkan anak. Kemampuan orang tua dalam mendengarkan anak sejatinya sangat penting untuk membangun komunikasi yang positif.
Dengarkanlah apa yang dikatakan anak dan tunjukkan bahwa kita tertarik dengan dunia mereka. Tunjukkan rasa penasaran kita pada apa pun yang anak ceritakan, hal ini akan melatih anak untuk percaya diri ketika berbicara dan anak menjadi lebih terbuka dengan kita sebagai orang tua.
Mengembangkan sikap sosial anak
Sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan masyarakat, mengembangkan skill untuk bersosialisasi atau bermasyarakat sangat penting.
Melatih kejujuran
Dalam komunikasi terdapat keterbukaan, sehingga anak pun akan terbiasa berkata jujur pada orang tuanya.
Menumbuhkan rasa empati
Mengerti dan memahami orang lain akan menumbuhkan rasa empati dalam diri seseorang. Empati adalah kepedulian kepada orang lain dan kemampuan untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain.
Bu Weni Rini S.Pd selaku wali kelas 1 ikut menambahkan jangan membandingkan anak dengan temannya dalam hal prestasi, penampilan, sikap, atau yang lainnya.
Tindakan seperti itu dapat mengurangi rasa percaya diri anak dan membuat ia enggan berbicara banyak kepada orang tuanya karena takut dibandingkan-bandingkan dengan anak lain. Sebagai contoh, Dulu waktu Ibu masih seusiamu, Ibu senang sekali ketika jadi juara kelas. (Sugiarto).