Sukabumi | antarwaktu.com – Di antara derap langkah para pesilat muda dan sorak sorai penonton di Gelanggang Pemuda Cisaat, Jumat (18/04/2025), sejenak suasana hening. Bukan karena jeda pertandingan, tapi karena sebuah nama disebut—Arif Budianto. Pendiri Bara Bumi, pejuang pelestarian pencak silat Sukabumi yang telah berpulang.
“Mari kita mengheningkan cipta untuk almarhum. Beliau bukan hanya pendiri organisasi, tapi penjaga warisan budaya kita,” ucap Aris Setiawan, Ketua Panitia Kejuaraan Pencak Silat Mini Event 2 Kabupaten Sukabumi, dengan suara yang tertahan emosi.
Seluruh hadirin berdiri. Tak ada gerakan silat, tak ada tepuk tangan. Yang ada hanya doa diam-diam, dan tatapan sayu yang menengok ke masa lalu—ke sosok yang dulu mengajarkan bahwa pencak silat lebih dari sekadar olahraga; ia adalah jiwa.
Kejuaraan ini diikuti hampir 700 peserta dari tingkat SD, SLTP, hingga SLTA. Ratusan anak muda dari berbagai paguron tumpah ruah, bukan hanya untuk bertanding, tapi untuk menapaki jejak yang ditinggalkan Arif Budianto.
“Saya berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung: Pemkab Sukabumi, IPSI, DISPORA, KONI, BAPOPSI, Bara Bumi Sejati, IGORNAS, serta para sponsor,” kata Aris.
Namun lebih dari itu, ia menggarisbawahi satu hal penting: bahwa pencak silat adalah warisan budaya tak benda yang harus terus dirawat, dijaga, dan diwariskan.
“Ajang ini bukan hanya mencetak atlet. Ini adalah ruang kita untuk terus menyulam silaturahmi dan menjaga identitas budaya. Karena pencak silat adalah siapa kita,” ujarnya.
Di tengah gegap gempita pertandingan, semangat Arif Budianto terasa hadir. Dalam setiap langkah jurus, dalam setiap salam, dan dalam setiap tekad para pesilat muda yang mungkin suatu hari akan menjadi pewaris semangatnya.
(Tito Akbar/Ute)