Pemalang | antarwaktu.com – Kasih sayang adalah sebuah kebutuhan mahluk hidup, yang terkadang dicontohkan bukan hanya oleh manusia, akan tetapi hewan pun punya naluri yang sama, untuk mendapatkan cinta dan sayang, baik’ dengan pasangannya,maupun oleh induk semangnya.
Di tempat wisata hutan Surajaya, desa Surajaya, kecamatan Pemalang kota, Jawa tengah, sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan belantara, yang dihuni ratusan , bahkan mungkin ribuan hewan monyet.
Kawasan yang banyak di huni monyet liar adalah wisata pangeran Purbaya surajaya atau lebih terkenal dengan *Wippas*, terletak disebelah barat kantor balai desa surajaya.
Menurut kades setempat Wasno, kawasan Wippas, terdapat makam seorang pangeran dari kerajaan Mataram, yaitu pangeran purbaya, dari dulu makam ini, seringkali dikunjungi oleh orang – orang yang mencari ketenangan diri ( bertapa ) , atau para pemerhati sejarah .
Seiring perjalanan waktu, komplek makam pangeran Purbaya, yang berada di tengah hutan desa surajaya pun, semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat, karena memang letaknya dekat dengan pusat kota Pemalang, kurang lebih hanya lima kilometer.
Hingga akhirnya sekitar tahun 2017 lalu, komplek makam pangeran Purbaya pun di jadikan sebuah destinasi wisata oleh pemdes setempat, dengan restu dari pemerintahan kabupaten Pemalang.
Masih menurut Wasno, dibuatnya wisata pangeran Purbaya surajaya atau *Wippas* guna untuk mempertahankan sejarah yang ada, sekaligus lebih mengenalkan kepada masyarakat, terutama kalangan generasi muda.
Disamping terdapat makam bersejarah, pohon berusia ratusan tahun, juga masih banyak terdapat disini, yang di huni ratusan ekor monyet liar.
Gerombolan hewan berekor panjang ini biasanya turun,dari komplek makam yang posisinya berada di sebuah perbukitan, untuk mencari makan.
Banyak warung sengaja menjual kacang atau pisang buat pengungjung, untuk memberi makan monyet – monyet liar , yang akrab dengan manusia ini.
Menurut kholipah ( 35 ) seorang penjual makanan di komplek wippas menuturkan pada awak media (18/2/2023 ).
‘” monyet – monyet di komplek wippas ini tidak nakal, akan tetapi pengunjung di mohon tetap hati – hati, mereka sesungguhnya hanya mencari makan, lewat uluran tangan dari para pedagang atau pengunjung” kata nya.
” Kalau hari sabtu dan minggu ramai, apalagi libur panjang, pengungjung nya dari luar kota banyak, bahkan pernah ada bule dari Perancis kesini” imbuhnya.
Didepan agak jauh dari warung kholipah, beberapa monyet tertangkap kamera, sedang bersama anak – anaknya, bercanda dan mencari kutu sambil membelai anak – anaknya.
Sebuah pemandangan yang mengharukan, akan sebuah kasih sayang, Yang diperlihatkan kepada para pengunjung wippas, *monyet pun mampu menyayangi anak -anaknya, kenapa kita tidak?*
(Ragil surono)