Tasyakuran HUT ke-3 GERAK BS, Bamsoet Gelar Donor Darah dan Santunan Anak Yatim

Jakarta | antarwaktu.com – Ketua MPR RI sekaligus pendiri Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar mengapresiasi perjalan tiga tahun GERAK BS. Sejak berdiri pada tanggal 18 Desember 2019, GERAK BS terus menggelorakan semangat kebangsaan melalui berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan.

“Dalam rangka tasyakuran peringatan HUT ke-3 GERAK BS hari ini diadakan kegiatan santunan kepada anak yatim dan donor darah. Donor darah merupakan aksi kemanusiaan yang sangat penting, untuk memastikan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) tetap tersedia, sehingga bisa membantu saudara kita yang membutuhkan. Karena setiap satu kantong darah yang kita donorkan, setidaknya bisa menyelamatkan tiga nyawa manusia,” ujar Bamsoet dalam Tasyakuran HUT ke-3 GERAK BS di Black Stone Garage, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (11/2/23).

Turut hadir antara lain Ketua Umum GERAK BS Dwi Aroem Hadiatie, Sekjen GERAK BS Ratu Dian, Ketua PMI Provinsi DKI Jakarta Rustam Effendi, Ketua Motor Besar Indonesia Rio Castello dan Ketua Harian Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Eko S. Budianto.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, selain membantu saudara yang membutuhkan darah, donor darah juga memberikan banyak manfaat bagi si pendonor. PMI mengungkapkan, dengan melakukan donor darah, bisa mencegah potensi terjadinya stroke.

“Manfaat lainnya antara lain membantu menurunkan berat badan, membantu membakar kalori, melindungi jantung, meningkatkan sel darah merah, meningkatkan kapasitas paru-paru dan ginjal, serta membantu meningkatkan kesehatan psikologis. Melalui donor darah, kita bisa menjaga kesehatan dengan mudah, tanpa perlu mengeluarkan biaya,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Unum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, tidak hanya di DKI Jakarta, aksi donor darah juga harus digiatkan di skala nasional. Standar WHO, kebutuhan stok darah setidaknya harus 2 persen dari jumlah penduduk.

“Secara nasional, Indonesia setidaknya membutuhkan stok 5,2 juta kantong darah setiap tahunnya. Sementara ketersediaan stok darah di PMI rata-rata baru mencapai 4,1 juta kantong per tahun. Sehingga masih belum memenuhi standar WHO. Karenanya dibutuhkan gotong royong dari warga untuk giat melakukan donor darah,” pungkas Bamsoet. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *