Asahan | antarwaktu.com –
Asahan telah memulai pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) yang dimulai tahap pertama thn 2021 dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Asahan sebesar Rp. 10 M, itu dikerjakan dimana saat itu bangsa ini dihadapkan dengan Copyd 19 yang sedang ganas-ganasnya.
Pada Tahun 2022 lanjutan tahap kedua pembangunan GOR tersebut dikerjakan dengan menyerap dana sebesar Rp. 5 M yang juga bersumber dari dana APBD Kab. Asahan.
Berdasarkan informasi yang di dapatkan dilapangan bahwa pada Tahun 2023 lanjutan pembangunan GOR tersebut untuk tahap ketiga itu ditiadakan tanpa adanya alasan yang jelas.
Salah satu Pengurus Komite Wartawan Indonesia (KWI) Perjuangan DPD Sumut JM. Sabtu 13 Mei 2023 ketika diminta tanggapannya, kepada kru media mengatakan bahwa, “saya sangat menyayangkan atas kinerja Pemerintah Kab. Asahan kenapa saya katakan demikian kita sama-sama tahu bahwa Pembangunan GOR tersebut sudah dua tahun berjalan namun sampai saat ini belum juga selesai dan tidak sedikit dana yang telah digelontorkan kesitu bahkan sudah mencapai puluhan Milyar.
Namun kenyataannya yang kita lihat saat ini apa…? Yg mana bangunan tersebut untuk tahun ini tidak dianggarkan itu artinya bahwa bangunan tersebut mangkrak.
Dalam hal ini saya sangat menyayangkan sikap dari Dinas BAPPEDA Kab. Asahan sama sekali tidak memperhatikan mana seharusnya yang terlebih dahulu diprioritaskan…? Bukan lebih mengutamakan yang jelas-jelas peruntukannya tidak demi untuk kepentingan orang banyak.
Saya tidak mau menyebutkan bangunan apa itu,tapi kalau rekan-rekan ingin jelas datang kedepan Kantor Bupati Asahan tepatnya di halaman Masjid Agung Kisaran disitu akan segera dibangun sayapun bingung mau menyebutnya apa, sebab yang akan dibangun disitu Menara Pandang atau Menara Masjid Agung….???
Biarlah mereka-mereka itu yang lebih tahu, jelasnya.
Lanjutnya, Namun dalam hal ini kalaulah kita melihat kondisi Kab. Asahan masih banyak yang harus diperbaiki terutama tentang Infrastruktur jalan yang jelas-jelas sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi para Petani sebagai salah satu transportasi yang lancar untuk menambah pendapatan mereka.
Namun hari ini Pemerintah Kab. Asahan lebih mengutamakan Pembangunan yang mereka nilai itu lebih utama dan penting dengan alasan bahwa Asahan yang Religius serta akan menambah PAD Kab. Asahan.
Kalau kita berbicara PAD (Pendapatan Asli Daerah) itu artinya bahwa setiap orang akan naik kepuncak menara tersebut akan dikenakan biaya dan tarip sementara bangunan tersebut dibangun dari uang Rakyat mencapai puluhan Milyar rupiah dan bangunan tersebut tidak langsung selesai tahun ini karena direncanakan dua tahap sementara tahap pertama dianggarkan Rp.19,5 M.
Yang mana bangunan tersebut terkesan dipaksakan dengan alasan seperti yang saya paparkan diatas bahkan saat ini sudah dalam tahap pemasangan Pagar Seng disekitar areal Bangunan tersebut, terangnya.
Lebih lanjut, JM memaparkan bahwa pemerintah Kab. Asahan sama sekali tidak pernah mau mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakatnya bahkan mereka terkesan mengabaikan apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
Dengan ini kami dari KWI Perjuangan Provinsi Sumatera Utara akan terus mengawal proses pembangunan Menara……? Kerna kita tidak tau itu bangunan apa karena belum ada kejelasan apakah itu Menara Pandang atau Menara masjid, sebab ada dua hal yang berbeda demikian ungkapnya. (Tim)