Asahan | antarwaktu.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebuah Lembaga yang mewakili Rakyat untuk menyampaikan inspirasi masyarakat, namun bagaimana apabila seorang Wakil Rakyat yang telah dipercaya oleh masyarakat akan tetapi malah sebaliknya seorang wakil Rakyat tanpa punya rasa malu telah mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya dia lontarkan apa lagi kata-kata tersebut dilontarkan ditengah-tengah banyak orang.
Hal tersebut bermula ketika salah seorang Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara berinisial SK dari Partai Gerindra sedang mengadakan Reses di Desa Sei Jawi-jawi Kec.Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan 17 Juni 2023.
Setahu bagaimana oknum Anggota DPRD tersebut marah-marah sambil mengeluarkan bahasa ancaman kepada salah seorang mahasiswa disalah satu Universitas di Asahan yang juga ada di lokasi tersebut dengan mempergunakan Pengeras Suara.
Hal ini juga menjadi perhatian dan di tanggapi Fahri Andi Harahap.SH. Ketua Harian DPP LIMK dan Sekretaris KWIP ” Komite Wartawan Perjuangan Indonesia ” Sumatera Utara serta Praktisi Hukum Rabu 21 Juni 2023.
“memang saya sudah membaca dibeberapa Media Online dan juga YouTube tentang kejadian tersebut dan saya sangat menyayangkan sikap seorang oknum Wakil Rakyat tersebut, yang saya nilai sama sekali tidak mencerminkan seorang yang berpendidikan apalagi sebagai seorang wakil rakyat”, Tandasnya kepada media.
Seharusnya seorang Wakil Rakyat tidak harus bersikap seperti itu dan bernada keras, serta mengeluarkan bahasa kasar dan juga nada ancaman yang ditujukan kepada Mahasiswa tersebut.
Sebagai Wakil Rakyat seharusnya bersikap lebih santun Arif dan bijaksana, bukan sebaliknya berprilaku kasar, apakah ini contoh seorang Wakil Rakyat….?
Apalagi informasi yang kami dapatkan bahwa oknum Anggota DPRD tersebut akan kembali maju pada Tahun 2024 mendatang untuk mencalonkan diri menjadi Anggota DPR RI, seharusnya oknum tersebut harus mampu mengambil hati rakyat agar dia dipilih oleh rakyat.
Lebih lanjut, Fahri mengatakan bahwa pada saat oknum Anggota DPRD tersebut memarahi Mahasiswa dengan mempergunakan Pengeras suara dan didengar semua orang yang hadir pada saat pertemuan itu, entah apa yang menjadi permasalahan sehingga oknum Anggota DPRD tersebut menjadi marah-marah dan kalaupun memang ada kata-kata yang terucap dari mahasiswa tersebut sehingga membuat oknum Anggota DPRD tersebut marah-marah kan ada cara lain untuk menegurnya.
Bahkan yang lebih ironisnya lagi oknum Anggota tersebut telah mengeluarkan bahasa Ancaman akan melaporkan mahasiswa tersebut ke Polisi dan juga ke Universitasnya dan dengan sombongnya saya juga seorang Dosen katanya.
Sekarang kita kembali bertanya dia bisa ada di Perlemen karena siapa….?? Apakah bisa karena dirinya sendiri atau keluarganya…? Dia ada disana karena Rakyat, dia harus pahami itu.
Dari kejadian ini kita bisa mengambil sebuah pembelajaran agar lebih berhati-hati lagi dalam memilih Wakil Rakyat kita nantinya agar kita tidak kembali gagal 5 tahun kedepannya. demikian ungkapnya (BBB)