Probolinggo | antarwaktu.com – Pembangunan infrastruktur memberikan peranan yang sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun daerah, serta mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan tentunya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, pembangunan infrastruktur juga dapat membawa beberapa dampak negatif, seperti penggusuran, kerusakan lingkungan, dan peningkatan tekanan fiskal jika tidak dilakukan dengan baik.
Seperti halnya pembangunan Jalan Tol Probowangi yang sudah memasuki tahap satu, yaitu ruas Probolinggo – Besuki yang resmi dimulai hari Senin 6 Pebruary 2023 yang lalu, memberikan dampak kepada lingkungan yang menuai protes dan penolakan dari masyarakat dan pemerhati sejarah Probolinggo. Senin, 26/06/23.
Seorang Aktivis Sejarawan Probolinggo yang akrab dipanggil CAK EKO dari Komunitas Bumi Banger menuturkan, “Bentar (bukit bentar/red.) Probolinggo, Sudah mengarah ke penghancuran bukti sejarah peradaban awal Probolinggo, hati – hati jangan sampai merusak peninggalan berbenda kabupaten probolinggo”, yang videonya diunggah dalam youtube berdurasi 2.23 menit (Penghancuran Bukti Sejarah Di Gunung Bentar Sedang Berjalan).
Lebih lanjut menurut Cak Eko, “Penambangan yang sudah mengarah ke bangunan cagar budaya yang yang disebut Kampung Belanda dan dibangun sekitar tahun 1810 ini terancam habis dan hancur oleh kegiatan penambangan dengan alasan dipakai untuk tol” ungkapnya.
Disisi lain tim media menghubungi Kepala Desa Tamansari Sutaji membenarkan aktivitas tersebut, “Betul mas ada PT WIRA BANGUNARTHA PERSADA yang melakukan penambangan di areal tanah milik negara yang dikelola TNI AL yang kebetulan diatas pengerukan tersebut ada makam seorang Waliyullah dan makam itu sangat dikeramatkan oleh warga setempat, jadi warga menolak dan tidak setuju, khawatir juga nantinya terjadi longsor” jawabnya.
Lebih lanjut Sutaji menyampaikan, “Sesuai dengan amanah dari warga kami tetap menolak , dan silahkan cari area atau lokasi lain untuk ditambang”. pungkasnya. (wpr).