DPP LIMK Soroti Gedung GOR Asahan yang Mangkrak

Sumut | antarwaktu.com – Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) Kabupaten Asahan yang pembangunannya dimulai Thn 2021 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 10 M dan Thn 2022 tahap ke Dua dianggarkan sebesar Rp. 5 M sementara ditahap ke Tiga di Tahun 2023 bangunan GOR tersebut sama sekali tidak dianggarkan dan hal ini terlihat kondisi bangunan terkesan terbengkalai (mangkrak).

Buyung Batu Bara Ketua Umum DPP LIMK dan juga Ketua DPD KWIP ” Komunitas Wartawan Indonesia Perjuangan Provinsi Sumut pada saat diminta tanggapannya Minggu 13 Agustus 2023 tentang Masalah GOR yang pembangunannya dihentikan (mangkrak) dalam tanggapannya mengatakan sangat menyayangkan atas sikap Pemerintah Kabupaten Asahan notabenenya Bupati Asahan selaku Kepala Daerah yang sama sekali tidak memperhatikan mana yang lebih prioritas atau yang diutamakan, dan kalau memang bangunan tersebut tidak preoritas mengapa dahulu itu direncanakan sebab sudah berapa puluh Milyar uang yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Asahan terbenam kebangunan tersebut.

“Dan kalau kita lihat kondisi bangunan tersebut saat ini sangat memprihatinkan dimana besi-besi diujung tiang balok (Stik) sudah pada habis dicuri orang dan hal itu bukan terjadi ditahun ini saja, bahkan pada tahun yang sebelumnya besi tersebut juga pernah dicuri orang itu artinya bahwa besi tersebut sudah dua kali dicuri orang, kenapa hal itu bisa terjadi, itu disebabkan bangunan tersebut tanpa ada yang mengawasi dari Dinas terkait yaitu Dina PUPR Kabupaten Asahan sehingga dengan mudah orang mencuri besi-besi tersebut, terang Buyung.

Disini kalau saya lihat sejak kepemimpinan Bupati Asahan H.Surya Bsc selaku Kepala Daerah belum ada bangunan yang menonjol atau di banggakan di Kabupaten Asahan,itu artinya Bupati Asahan Gagal sebagai Kepala Daerah.

Bahkan masih banyak hal-hal yang belum terselesaikan seperti Infrastruktur yang ada di Kecamatan dan Desa di Kabupaten Asahan, namun dalam hal ini Bupati Asahan lebih mengutamakan Pembangunan yang menurut banyak kalangan tidak begitu penting bahkan hal itu sempat menjadi sorotan bahkan sampai beberapa kali terjadi aksi unjuk rasa yaitu tentang Pembangunan Menara Masjid Agung Kisaran yang menelan biaya mencapai Rp.20 M dan dengan biaya tersebut Bangunan tersebut tidak kan selesai, berdasarkan keterangan yang saya dapatkan bahwa Pembangunan Menara Masjid Agung Kisaran tersebut akan rampung selesainya dengan menelai biaya sebesar Rp. 75 M itu artinya dengan dana yang saat ini digelontorkan sebesar Rp. 20 M untuk pembangunan Menara Masjid Agung tersebut tidak akan selesai dan pasti ada lanjutannya, itupun kalau dilanjutkan ?, Kalau tidak ? jelas akan muncul bangunan mangkrak lagi.

Disinilah kalau saya menilai yang mana bahwa Pemerintah Kabupaten Asahan belum matang dalam merencanakan segala sesuatunya, seharusnya kalau Pemerintah Kabupaten Asahan tersebut memiliki perencanaan yang betul-betul matang dan memiliki konsep yang baik alangkah sebaiknya terlebih dahulu menyelesaikan bangunan yang sudah berjalan dan itu diselesaikan.

Bukan meninggalkan pembangunan yang sedang berjalan lalu kemudian membangun yang lain yang sama sekali bangunan yang dibangun pada saat ini belum begitu penting.

Namun sepertinya pembangunan Menara Masjid Agung tersebut terkesan dipaksakan sehingga menimbulkan tanda tanya, ada apa dibalik pembangunan Menara Masjid Agung tersebut.

Seharusnya Bupati Asahan lebih mengutamakan masukan dan saran dari banyak kalangan agar pembangunan Menara Masjid Agung tersebut di tunda atau setidaknya ditinjau kembali, namun dalam hal ini Bupati Asahan tetap bersikukuh tetap pada prinsipnya dengan melanjutkan pembangunan Menara Masjid Agung Kisaran tersebut, sehingga Pembangunan GOR dibiarkan Mangkrak.

Apakah ini yang dinamakan Pemimpin yang bijaksana….? Itu jauh dari yang kita harapkan karena beliau tetap pada prinsipnya tanpa mau mendengar harapan rakyatnya.

Dan juga saya sangat menyayangkan sikap DPRD Kabupaten Asahan dalam hal ini bungkam dan sama sekali tidak memberikan respon, dalam hal ini saya menilai DPRD adalah salah satu Lembaga yang mewakili Rakyat seharusnya dalam hal ini mengambil sikap tegas setidaknya memberikan teguran kepada Pemerintah Kabupaten Asahan agar permasalahan yang terjadi diAsahan saat ini agar dapat disahuti,namun wakil Rakyat kita juga diam dan kita mau bilang apa.
Kita saat ini hanya bisa melihat saja.

Akan tetapi sebagai Masyarakat Asahan saya sangat kecewa atas apa yang terjadi saat ini di Kabupaten Asahan dan sebagai masyarakat kecil yang jelas suara kita sama sekali terabaikan, namun saya akan terus mengkritisi Pemerintah sepanjang kebijakannya menyahi aturan yang berlaku dan jangan kita takut untuk menyuarakan sepanjang itu benar, paparnya. (BBB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *