Asahan | antarawaktu.com – Fantastis, asset Kepala Desa Aek Nagali dari mobil mewah hingga puluhan hektar kebun kelapa sawit. Ada 10 hektar kebun kelapa sawit milik oknum Kades persis ke arah pembangunan rabat beton yang baru dibangun diduga tanpa Musrenbang Desa, ucap Mawardi lewat selulernya, Selasa (30/4/2024) di Kisaran.
“Yang di dusun V ada 10 hektar persis ke arah pembangunan rabat beton yang baru dibangun tahun ini diduga tanpa Musrenbang Desa terkesan di paksakan. Padahal, beberapa ruas jalan utama di desa ini rusak parah,” ungkap warga Kecamatan Bandar Pulau ini.
Menurut informasi kata dia, kebun kelapa sawit milik oknum Kades ini juga ada dibeberapa tempat. Lain lagi mobil Fortuner Sporty warna putih yang baru dibeli seharga 500-san juta rupiah. Sebagai masyarakat kita patut curiga dari mana harta kekayaan itu diperoleh hingga mencapai miliaran rupiah, tanyanya.
Bahkan, pembangunan rabat beton tersebut muncul secara tiba-tiba dan sebelumnya diduga tidak masuk dalam tahapan musrenbang desa maupun tingkat kecamatan. Penyelesaian pembayaran PPN/PPH yang tertuang dalam Aplikasi Skuides Aek Nagali disinyalir dari tahun ke tahun tidak disetorkan, ujarnya.
Jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) diduga terjadi tunggakan setiap tahun dan tidak disetor oleh Kaur Keuangan Desa. Sebab, pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa dikendalikan Kepala Desa. Ironisnya, sejumlah perangkat desa dan BPD Aek Nagali merupakan keluarga Kades setempat, ucap Mawardi.
Sementara salah satu warga Desa Aek Nagali saat diminta tanggapannya melalui selulernya membenarkan rabat beton di Dusun V itu pembangunannya diarahkan ke perladangan Kades Aek Nagali dan perkebunan swasta. Kalau di Desa Aek Nagali ini ada beberapa tempat ladangnya Kades diduga diatasnamakan keluarga, ucapnya.
Warga desa itu juga mengamini jika mobil Fortuner berwarna putih itu adalah milik Kades. Tak heran bang kalau di Desa Aek Nagali ini adalah sistem kerajaan turun temurun gitulah. Dari mulai perangkat desa sampai BPD masih keluarganya Kades, katanya.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Desa Aek Nagali, Subono yang dicoba dikonfirmasi melalui WhatsApp sekira pukul 12:59 Wib hingga berita ditulis tidak berkomentar. Setelah cek end ricek, ternyata Kades Subono yang telah menjabat selama 3 periode ini telah memblokir nomor WhatsApp wartawan.
Sebelumnya, Kades Aek Nagali sempat minta agar persoalan ini tidak dipublikasikan dan minta pertemuan. Namun demikian, permohonan minta pertemuan itu ditolak media ini. “Minta tolong jangan sampai gitu lah bang. Gimana caranya aku minta tolong sama abang. Izin, kalau via hp gak enak. Kita cerita dan jumpa hari Selasa gimana, tawarnya. Hari Selasa kita jumpa aja lah biar enak ngobrolnya”, jawabnya di WhatsApp.(Aripin hsb)